4++ Rumah Adat Betawi – Gambar & Klarifikasi Lengkap
Rumah Adat Betawi – Ragam tradisi di Indonesia dapat tercermin dari budaya Suku Betawi. Suku yang menempati daerah ibukota Jakarta ini ialah penduduk heterogen yang berasal dari adonan etnis orisinil dengan pendatang.
Etnis pendatang berasal dari sesama Suku Jawa, Minangkabau, Batak, Bugis, Melayu, Tionghoa, Arab dan lain-lain. Suku Betawi telah meningkat semenjak kurun pendudukan kolonial Belanda.
Kebudayaan yang terbentuk ialah perpaduan dengan tradisi Belanda, Tionghoa, dan etnis yang lain. Inilah yang menciptakan budaya Suku Betawi sungguh menawan, salah satu yang tidak boleh dilewatkan ialah rumah budbahasa Betawi.
Rumah Adat Betawi
Rumah budbahasa aslu Suku Betawi ada 4 jenis, beberapa diantaranya masih mampu didapatkan di DKI Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Ada yang masih dipakai selaku tempat tinggal, namun ada juga yang cuma dipakai selaku cagar budaya atau untuk keperluan syuting film dan sinetron.
4 jenis rumah akhlak Betawi tersebut antara lain Rumah Kebaya, Rumah Joglo Betawi, Rumah Gudang, dan Rumah Panggung Betawi.
1. Rumah Kebaya
Rumah Kebaya yakni rumah adat asal Betawi yang tercatat secara resmi dan sekaligus menjadi yang paling terkenal. Jenis rumah ini juga yang paling sering tampakdi televisi atau film, misalnya Si Doel Anak Sekolahan.

Ciri khas utama Rumah Kebaya yakni serambi di bab depan yang ukurannya luas. Area ini dipakai untuk menerima tamu, Selain itu juga bisa difungsikan selaku daerah bersantai seluruh anggota keluarga.
Bagian serambi dikelilingi oleh pagar pendek yang mempunyai motif khas. Makna dibalik pagar ini ialah Suku Betawi ialah suku yang terbuka dan menerima perbedaan setiap etnis, namun tetap tertutup dan memiliki batas-batas untuk efek yang dianggap negatif.
Rumah Kebaya juga dilengkapi tangga berjumlah 3 buah anak tangga terbuat dari kerikil bata. Tangga ini adalah akses menuju rumah. Bentuk Rumah Kebaya bujur kandang dengan atap berbentuk pelana dan kalau dilihat dari samping nampak mirip lipatan kebaya.
Ruangan di Rumah Kebaya terbagi menjadi 5, yakni:
- Serambi, lazimnya dilengkapi meja kecil dan empat kursi. Biasanya juga terdapat dipan dari bambu atau kayu untuk bersantai. Dipan ini disebut selaku bale oleh orang Betawi. Dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan, seluruh bab serambi ini digambarkan dengan terang.
- Paseban, kamar untuk tamu yang berkunjung dan bermalam. Pada hari-hari biasa ketika tidak ada tamu, kamar ini akan dipakai untuk tempat shalat.
- Pangkeng, ruang keluarga yang berada di dalam rumah. Gunanya untuk berkumpul keluarga. Tamu umumnya hanya diterima di serambi, kecuali jika diizinkan masuk oleh pemilik rumah.
- Kamar Tidur, umunya di dalam Rumah Kebaya ada 4 kamar tidur atau lebih. Jumlahnya tergantung dari anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Kamar tidur utama yang digunakan pasangan suami istri biasanya berukuran lebih besar.
- Srondoyan, dapur yang terletak di bagian belakang rumah.
Beberapa ciri khas dari Rumah Kebaya yaitu:
- Atapnya yang dibuat dari genteng tanah lia dan sebagian dibentuk dari anyaman daun kirai atau rumbia.
- Konstruksi kuda kuda terbuat dari katu kecapi dan kayu gowok, serta balok tepiannya yang dibuat dari kayu nangka.
- Pondasi Rumah Kebaya yang dibuat dari susunan kerikil alam semoga bangunan lebih kuat.
- Warna dinding umumnya kuning, merah, atau hijau.
- Daun pintunya disebut dengan Pintu Jalusi yang berskala lebar agar udara bisa masuk ke dalam rumah dan akan terasa sejuk.
- Dinding rumah biasanya yang dibuat dari anyaman bambu secara keseluruhan. Namun ada juga rumah yang menggabungkannya dengan tembok.
2. Rumah Joglo Betawi
Rumah Joglo yang berasal di Jawa Tengah memang banyak dipakai di kawasan Jawa yang lain, tergolong di Betawi. Beda Joglo Betawi dengan Joglo Jawa Tengah ialah Joglo Betawi tidak mempunyai tiang yang membagi ruangan di bagian dalam rumah.

Namun Joglo Betawi memiliki kesamaan dengan Joglo Jawa Tengah, yaitu dari materi pembuatannya. Biasanya digunakan kayu yang berkualitas, mirip kayu jati yang tahan usang. Bagian atapnya dibentuk dari serabut. Sementara itu, bagian dinding dalam rumah terbuat dari anyaman bambu.
3. Rumah Gudang
Rumah Gudang ialah rumah budbahasa Betawi berupa persegi menanjang ke belakang, mirip bentuk gudang. Rumah ini mempunyai gaya arsitektur yang terinspirasi dari gudang milik orang Portugis. Akan namun bab atapnya tetap memakai gaya Betawi, yaitu bentuk pelana mirip halnya pada atap Rumah Kebaya.

Bagian depan rumah juga terdapat serambi untuk menerima tamu atau kawasan berleha-leha seluruh anggota keluarga. Di bab serambi juga dilindungi dengan atap kecil. Rumah Gudang ialah bangunan yang terbuat dari kayu.
4. Rumah Panggung Betawi
Rumah tradisional Betawi berbentuk rumah panggung ini lazimnya dibangun oleh Suku Betawi yang bermukim di tempat pesisir pantai. Dibangun berupa panggung karena air bahari yang sering naik dikala bulan purnama mampu mendatangkan air bah ke perkampungan nelayan. Area lantai rumah panggung tidak pribadi menempel dengan tanah, sehingga mampu terhindar dari air bah.
Ada juga Rumah Panggung Betawi yang lazimnya dibangun di daerah Bekasi. Rumah panggung di daerah ini dibentuk bukan untuk menyingkir dari air maritim, melainkan untuk menghindari banjir dan serangan binatang buas yang di era kemudian banyak berkeliaran.

Rumah Panggung Betawi memiliki struktur yang sederhana. Bentuknya persegi panjang, memanjang ke belakang. Di bagian depan terdapat tangga yang dibentuk dengan model menyamping. Tangga ini disebut dengan Balaksuji yang diyakini mampu menolak bala. Sebelum melewati tangga, kaki mesti dibasuh apalagi dulu.
Keseluruhan rumah yang dibuat dari kayu yang menancap pribadi ke tanah. Kayu yang digunakan ialah kayu nangka, sawo, cempaka, kecapi, juk, rumbia, dan bambu. Untuk bagian tiangnya menggunakan kayu jati yang kuat. Sementara untuk bagian atapnya terbuat dari genteng tanah liat.
Hal yang membuat Rumah Panggung Betawi unik yakni adanya ukiran bercorak khas Betawi. Misalnya corak geometris berupa titik-titik, setengah bulat, segi empat, atau belah ketupat. Ukiran ini dibuat bukan hanya selaku hiasan, tetapi juga berfungsi sebagai ventilasi udara.
Dalam membuat rumah, penduduk Betawi lazimnya tidak memiliki hukum baku. Contohnya, tidak harus menghadap ke arah mata angin tertentu. Tetapi untuk Rumah Panggung terdapat beberapa hal yang diandalkan oleh orang Betawi mampu menyingkir dari musibah. Misalnya, rumah mesti dibangun di sebelah kiri rumah orangtua.
Tidak ada hukum menghadap mata angin tertentu dalam pengerjaan Rumah Panggung Betawi. Biasanya rumah ini dibangun dengan bab depan menghadap ke daratan dan bab belakangnya menghadap ke muara sungai.
Konsep bangunan tersebut bermaksud untuk mempermudah transportasi laut. Dapur berada di bagian belakang rumah untuk mempermudah proses mengambil air dan mengolah makanan. Di Bekasi lazimnya Rumah Panggung dibangun di pinggir sungai dengan arah yang sama.
Rumah Panggung khas Betawi sampai ketika ini masih mampu ditemukan di kawasan Marunda Pulo, Jakarta Utara. Beberapa kondisinya sudah tidak terawat karena telah ditinggalkan pemiliknya. Namun ada 1 Rumah Panggung Berawi yang masih dijaga dan dilestarikan, adalah Rumah Si Pitung. Lokasinya di kelurahan Marunda dan kondisinya ketika ini masih cukup terawat.
Comments
Post a Comment